Rabu, 07 Oktober 2015

RESUME LANDASAN ILMU NUTRISI



PENGERTIAN
Nutrisi adalah suatu proses yang saling berkaitan dalam mwmilih dan mengkonsumsi bahan makan serta memanfaatkan zat makaa untuk kebutuhan hidup pokok dan kebutuhan produksi. Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari pemilihan dan konsumsi makanan serta pemanfaatan zat untuk mempertahankan kelestarian hidup dan keutuhana alah tubuh (hidup pokok, pembaharuan sel-sel hidup yang aus / terpakai) dan untuk memenuhi tujuan-tujuan produksi (kebutuhan produksi).

Ransum adalah bahan makanan/campuran bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan ternaj selama 24 jam. Ransum yang baik :
1.      Seimbang, mengandung semua zat makanan yang dibuthkan ternak.
2.      Disukai ternak (paratabel), memiliki rasa yang baik.
3.      Berharga murah, biaya ransum 74% dari biaya produksi.
4.       Tidak membahayakan kesehatan ternak, terlalu banyak biji kapas dapat mengganggu reproduksi ternak.
5.      Bahan makanan penyusun ransum tercampur baik.

Zat makanan adalah unsure/senyawa kimia dalam pangan/pakan yang dapat menunjang reproduksi, pertumbuhan, laktasi/kebuthan hidup pokok. Tidak semua komponen pangan/pakan itu zat makanan (lignin, silica, anti nutrisi). Terdapat komponen lain yang dapat memmepngaruhi kesehatan (fungsional food), serat (fiber), phytochemicals (plant chemicals), zoonutrients (animal nutrients).  Zat makanan dapat digunakan ubuh untuk :
1.      Sebagai sumber energy : karbohidrat 4 kkal/gr, lemak 9 kkal/gr, protein 4 kkal/gr.
2.      Sebagai bahan baku komponen tubuh.: lemak, protein, mineral, air.
3.      Pengatur reaksi kimia didalam tubuh. : vitamin, lemak, protein, mineral, air.

Metode analisis kadar nutrient dalam pakan, terbagi 2 yaitu :
1.      Analisis Proksimat/Weende yaitu metode yang tidak menguraikan secara rinci tetapi berupa nilai perkiraan. Komponen nutrient berdasarkan analisis proksimat  seperti gambar di bawah ini :
PAKAN
AIR                                                     BAHAN KERING    


 
BAHAN ANORGANIK (ABU)                   BAHAN ORGANIK
       
PROTEIN KASAR                LEMAK KASAR       SERAT KASAR                    BETN
Gambar 1. Skema komponen nutrient berdasarkan analisis proksimat

Kelompok zat makanan berdasarkkan analisis proksimat :
a.       Air
b.      Abu yang terdiri dari banyak mineral seperti Ca (kalsuim), P(fosfor) dan mineral lainnya.
c.       Protein
d.      Lemak
e.       Serat kasar
f.       BETN
Peran zat makanan :
1)      Air yaitu komponen utama tubuh (60%), mengandung atom H dan O.
Fungsi air :
-          sebagai medium dalam transport zat makanan.
-          Sebagai medium reaksi kimia dalam tubuh.
-          Untuk mengatur suhu tubuh.
2)      Karbohidrat yaitu bagian terbesar dari pakan, mengandung atom C, H dan O.
Fungsi karbohidrat :
-          Sebagai sumber energy
-          Bahan penyusun komponen genetic (DNA).
-          Memelihara kesehatan saluran pencernaan pada ternak ruminansia.
3)      Protein mengandung atom C, H, O, N dan S.
Fungsi protein :
-          Menyediakan asa-asam amino untuk protein tubuh seperti protein otot, tulang, jaringan penghubung, hormon, emzim, antibody, komponen susu, perbaikan sel.
-          Memelihara system kekebalan tubuh.
-          Mengebalikan reaksi kimia di dalam tubuh.
-          Sebagai sumber energy.
-          Memungkinkan terjadinya komunikasi antar komponen tubuh sehingga berfungsi normal.
4)      Lemak mengandung atom C, H, dan O.
Fungsi lemak :
-          Sumber energy 2,25 kali lebih besar dari energy karbohidrat.
-          Penyusun membrane sel
-          Sebagai cadangan energy
-          Membantu perkembangan struktur otak, system saraf dan system reproduksi
-          Sebagai insulator
5)      Mineral merupakan bahan yang secara alami ada di dalam tanah, mineral yang esensial untuk ternak terbagi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Fungsi mineral :
-          pembentukan struktur tubuh (Ca,P,Mg dan S)
-          fungsi fisiologis (Na, K, dan Cl)
-          kofaktor di dalam proses metabolism
-          sebagai regulator
6)      vitamin mengandung atom C, H, O dan mengandung fosfor dan Sulfur, vitamin merupakan senyawa organic mikro nutrient yang bukan sumber energy.
Fungsi vitamin :
-          koenzim, mengatur proses kimia dalam tubuh.
-          Melindungi tubuh dan membantu mencegah masuknya penyakit dan toksin
-          Merangsang pertumbuhan dan reproduksi.
2.      Analisis Van Soest digunakan untuk analisis bahan pakan sumber serat/hijauan yang terdiri dari dinding dan isi sel. Isi sel merupakan komponen yang sangat mudah dicerna,      sedangkan komponen sel bagian sel tanaman yang larut didalam deterjen netral  (neutral detergent fiber/NDF) dan komponen NDF ada yang hanya larut dalam deterejen asa (acid detergent fiber/ADF) dan ada yang tidak larut . Isi sel terdiri dari protein, lemak, pati, NPN dan dinding sel terdiri dari NDF (selulosa, hemiselulosa, lignin, silica) dan ADF (selulosa, lignin dan silica).   
Komponen pakan :
a.       Nutrient adalah semua unsure/senyawa kimia dalam pakan yang menunjang kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, laktasi dan reproduksi.
b.      Makro nutrient, dibutuhkan dlam jumlah banyak yang termasuk makro nutrient yaitu protein, karbohidrat dan lemak.
c.       Mikro nutrient dibutuhkan dalam jumlah kecil yang termasuk dalam mikro nutrient yaitu mineral dan vitamin.

a.       NUTRIENT DALAM TUBUH
    Pakan sebagai nutrient komplek digunakan oleh tubuh harus dicerna terlebih dahulu menjadi komponen zat makanan utama yang disebut metabolism, yang terdiri dari : asam amino dari protein dan glukosa dari karbohidrat. Pemecahan zat makanan terjadi didalam saluran pencernaan melalui gerakan mekanik dan aktifitas enzim.
      Pencernaan makanan adalah aktifitas saluran pencernaan dan kelenjer-kelenjer dalam suatu proses mempersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Isitem pencernaan merupakan suatu saluran mulai dari mulut sampai ke anus. Pencernaan mempunyai peranan menghasilkan molekul yang lebih kecil yang mudah larut dalam air dan dapat diserap oleh tubuh melalui dinding usus halus dan selanjutnya dibawa oleh aliran darah untuk ditransport keseluruh bagian tubuh yang memerlukannya.
      Penyerapan/absorbsi merupakan suatu proses masuknya zat makanan ke dalam darah dan limpa melalui dinding usus halus. Komponen zat makanan diserap dinding saluran pencernaan dan masuk kesistem peredaran darah menuju berbagai organ tubuh (hati, otot dan sel dari organ lainnya). Didalam organ, komponen zat makanan digunakan untuk menunjang metabolism yang terjadi didalam sel dan jaringan serta digunakan untuk pembentukan daging, telur, susu, tergantung pada jenis ternaknya.
b.      METABOLSME 
      Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, terdiri atas proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme). Semua proses metabolism dikatalis oleh enzim, termasuk reasi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi H2O dan CO2 serta prosespenguraian bahan makanan di dalam system pencernaan mulai dari mulut, lammbung, usus dan penyerapan nutrient melalui dinding usus halus dan penyebarannya keseluruh bagian tubuh yang memerlukan.
      Nutrient yang digunakan sel disusun menjadi senyawa lain yang disebut dengan proses anabolisme atau didegradasi menjadi senyawa lain yang lebih sederhana yang disebut dengan proses katabolisme. Senyawa sederhana yang berasal dari pakan membentuk pool metabolism. Senyawa asal pakan mengalami metabolisme eksogenous sedangkan tranformasi metabolisme bahan organic asal tubuh disebut metabolisme endogenous. Masuk dan keluarnya senyawa dari pool secara berkelanjutan menyebabkan terjadinya perubahan yang secara terus menerus pada pool yang disebut turnover.
Energy didalam tubuh terbentuk karena metabolisme nutrient/produk metabolismenya. Energy yang dihasilkan melalui proses aksidasi, disimpan dalam bentuk senyawa yang kaya energy yaitu ATP (Adenosin tri Phospathe). Energy yan tersimpan dalam tubuh dalam jumlah yang besar dari yang diperlukan terdapat dalam bentuk lemak sedangkan dalam jumlah terbatas disimpan dalam bentuk glikogen.

c.       ALUR METABOLISME NUTRIENT DIDALAM TUBUH
      Konsep penaturan metabolism adalah homeostatis yaitu proses pengaturan berbagai kondisi fisiologi yang membantu mempertahankan keadaan normal, jika kondisi tersebut terganggu. Enzim dan hormone berperan dalam mengatur metabolism zat makanan di dalam tubuh, sebagai respon terhadap factor fisiologis, nutrient dan patologis. Sintesis dan katabolisme karbohidrat, protein dan lemak dipengaruhi enzim.

d.      KOMPOSISI TUBUH
      Kerangka tubuh tersusun dari sebagian besar mineral dan protein sebagai penyikat. Jaringan lunak tersusun atas sebagian besar protein dan lemak, mengandung mineral yang sangat sedikit yaitu   4%. Karbohidrat terdapat dalam jumlah yang sedikit yaitu dalam bentuk glukosa dan glikogen. Komposisi tubuh ternak bervariasi dalam hal kadar air dan kadar lemak :
1.      Ternak muda mempunyai kadra air lebih tinggi dari ternak yang tua.
2.      Kadar lemak tubuh berbanding dengan kadar air tubuh.
3.      Lemak tubuh merupakan komponen tubuh yang paling bervariasi kadarya.





SISTEM PENCERNAAN RUMONANSIA

            Pencernaan adalah proses penyuraian komponen-komponen organic bahan pakan dari molekul besar menjadi molekul lebih sederhana sehingga dapat diserap. Yang termasuk proses pencernaan yaitu semua aktivitas alat pencernaan dan kelenjer-kelenjer yang berhubungan dengannya. Saluran pencernaan (digestive tract/gastro intestinal tract adalah saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus. Penyerapan/absorbs adalah proses masuknya zat makanan melalui dinding saluran pencernaan ke system sirkulasi darah.
Pada ternak ruminansia terjadi proses ruminasi yang meliputi :
1)      Mastikasi yaitu proses pengunyahan makanan.
2)      Salviasi yaitu proses pencampuran makanan dengan saliva.
3)      Swallowing yaitu proses penelanan makanan.
4)      Regurgitasi yaitu proses pengembalian makanan kembali ke dalam mulut untuk di remastikasi
5)      Remastikasi yaitu proses pengunyahan makanan kembali.
6)      Reswallowing yaitu proses penelanan makanan kembali.

a.       Organ pencernaan ruminansia beserta fungsi :
1.      Mulut merupakan tempat masuknya makanan, di dalam mulut terdapat lidah dan gigi.
a.       Gigi ruminansia berjumlah 32 buah dengan komponen incicivus/gigi seri untuk merenggut makanan dan gigi molar untuk mastikasi
b.      Lidah berfungsu untuk memegang makanan dan membentuk bolus makanan.
2.      Faring merupakan tempat lewatnya makanan dan udara.
3.      Esophagus merupakan lanjuta dari aring.
4.      Lambung terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a.    Rumen, kapasitasnya 80%. Fungsi rumen :
-          Tepat pencampuran, engadukan, pencernaan dan pengaliran digesta ke organ pencernaan berikutnya.
-          Tempat terjadinya proses fermentasi.
-          Tempat sintesis sel mikroba.
-          Tempat sintesis vitamin B12 dan vitamin K.
     Pada  ternak ruminansia yang masih muda, makanan yang berbentuk cair tidak langsung masuk ke dalam rumen, tetapi lewat melalui suatu saluran yang dinamakan sulcus oesophagii/oesophageal groov dan langsung masuk ke pasca rumen, abomasum. 
b.      Reticulum, kapasitasnya 5%. Bentuknya seperti jal sehingga dinamakan perut jala, terletak dibagian paling depan dari lambung, dinding dalm reticulum mengandung tonjolan pendek dan tipis (cristae). Fungsi reticulum :
-          Sama degan fungsi esophagus yaitu berperan dalam proses regurgitasi dan eruktasi.
-          Membantu rumen untuk mengaduk, pencernaan dan pangaliran digesta ke omasum.
c.       Omasum, kapasitasnya 7-8% bentuknya seperti lembaran buku sehingga dinamakan perut buku/perut kitab. Lembaran-lembaran tersebut mempunyai bintil yang berfungsi menggilas/ menghancurkan, menjaring dan menahan padatan agar tidak masuk ke dalam abomasum. Omasum terletak dibagian kanan ruang perut, tempat terjadinya penyerapan air.
d.      Abomasums merupakan lambung sejati yang dilengkapi dengan kelenjer penghasil enzim sehingga abomasums dinamakan perut kelenjar, kapasitasnya 8-9%. Dinding dalm abomasums berlipat-lipat berfungsi untuk mencegah makanan tidak cepat berlalu sehinnga cukup waktu untuk dicerna dalam abomasums.
e.       Usus halus, terdiri atas 3 segmen :
-          Duodenum yang sangat bertautan dengan lambung sejati. Pada duodemun bermuara getah pancreas yang mengandung semua enzim pencernaan zat makanan dan tempat bermuaranya garam empedu yang diproduksi didalam hati dan disimpan di kantong empedu. Empedu mengandung garam-garam yang penting untuk absorbsi lemak.
-          Jejunum dan ileum mempunyai vili yang panjang untuk memperluas permukaan, guna efisiensi penyerapan.
Fungsi usus halus, terutama duodenum sebagai tempat utama pencernaan secara enzimatis dan penyerapan yang palin efisien dan terbesar.
f.       Caecum pada sapi ukurannya kecil dan kurang penting juga kurang berperan dalam pencernaan.
g.      Usus besar (kolon) tempat penyerapan air dan bahan yang tidak sempat diserap di usus halus, usus besar berakhir di anus.  

Proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan ruminansia :
1.      Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses pencernaan yang terjadi di dalam mulut dengan bantuan gigi. Bolus meruaakn gumpalan makanan dalam bentuk bulat sehingga mempermudah penelanan. Pada ruminansia, proses pengambilan makanan dilakukan oleh lidah, kemudian dipotong-potong oleh gigi untuk kemudian ditelan ke dalam rumen.
2.      Proses pencernaan secara fermentative yaitu proses pencernaan yang terjadi didalam rumen dan retikulum dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. pada pencernaan fermentative zat makanan dirombak menjadi senyawa lain yang bukan monomernya (berbeda sifat kimianya) seperti zat intermediate. Jenis mikrobanya yaitu selulolitik dan proteolitik.
3.      Proses pencernaan secara enzimatik/hidrolitik yaitu proses pencernaan yang terjadi didalam abomasums dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh organ pencernaan. Pada pencernaan hidrolitik, polimer dipecsh menjadi monomer, misalnya karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino.
Enzim pencernaan : enzim yang membantu proses pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjer-kelenjer yang terdapat dalam mulut, lambung, pancreas dan usus. Enzim yang belu aktif disebut proenzim/zimogen.
-          Di dalam mulut dihasilkan saliva yang mengandung enzim pregastrik esterase (lipase) dan α-amilase pada ruminansia muda.
-          Didalam lambung sel-sel mukosa menghasilkan cairan lambun/cairan pencernaan (gastric juice). Bagian lambung yang terkait dengan enzim pencernaan :
a.       Bagian cardiac yang mempunyai kelenjer yang enghasilkan lender.
b.      Bagian fundus terdiri dari sel utama yang menghaslkan pepsinogen
c.       Sel pariental menghasilkan HCL.
d.      Sel epitel menghasilkan mucin/lender.
e.       Bagian pylorus enghasilkan hormone gastric akan merangsang sel-sel pariental sehingga dihasilkan HCl, suasana asam oleh HCl akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin sebagai enzim aktif akan membantu pengaktifan pepsinogen. Pepsin merupakan enzim pemecah rangkaian asam animo dibagian dalam/tengah.
-          Di dalam usus disekresikan 2 macam zat, yaitu :
a.       Getah usus (duodenum juice) yang dikeluarkan melalui ductus diantara vili, bwesifat alkalis berfungsi sebagai pelumas dan melindungi dinding duodenum dari HCl yang masuk dari lambung.
b.      Getah pancreas disekresikan oleh kelenjar yang terletak pada lipatan duodenum.
-          Enzim yang disekresikan oleh pancreas, yaitu Tripsinogen, Khimotripsinogen, Prokarboksipeptidase A dan Prokarboksipeptidase B, Alfa Amilase, Lipase.

SISTEM PENCERNAAN TERNAK MONOGASTRIK

A.    Alat pencernaan unggas dan fungsinya:
1.      Mulut untuk mengumpulkan dan memperkecil ukuran makanan
2.      Oeshopagus merupakan saluran dari mulut ke lambun.
3.      Crop yaitu tempat penyimpanan makanan sementara dan pembahasan makanan.
4.      Lambung, teragi 2 :
a.       Proventrikulus merupakan lambung kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin dan HCl.
b.      Gizzard yaitu lambun otot yang berperan dalam mengecilkan ukuran makanan secara mekanik.
5.      Usus halus (duodenum, jejunum, ileum) berfungsi :
a)      Mencerna protein, karboidrat, lemak serta menyerap hasil pencernaan.
b)      Menghasilkan enzim
6.      Sekum yaitu tempat fermentasi.
7.      Usus besar berfungsi untuk :
-          Tempat aktivitas bakteri.
-          Tempat penyerapan air.
-          Tempat penyimpanan kotoran.
8.      Kloaka berfungsi sebagai tempat bermuaranya feses, urine, telur serta sperma.
9.      Vent merupakan tempat pengeluaran komponen dari saluran cerna dan saluran urine.

B.      Organ aksesoris :
1.      Hati
2.      Pancreas
3.      Limpa

C.     Proses pencernaan pada unggas :
1.      Proses pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada gizzard, pakan di dalam gizzard dicerna dengan bantuan grit dan adanya kontraksi otot gizzard menjadi pasta.
2.      Proses pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikroba yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organic seperti asa setat dan asam laktat dan juga ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh bakteri.
3.      Proses pencernaan secara kimiawi/enzimatis dibantu dengan adanya enzim yang dihasilkan oleh organ pencernaan. Enzim utama yang dihasilkan oleh pancreas :
1)      Enzim ribonuklease dan deoksiribonuklease bekerja pada DNA dan RNA memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
2)      Enzim proteolitik yang terdiri dari :
-          Tripsin
-          Kimotripsin yang disekresi dalam bentuk tripsonogen dan kimotripsinogen.
-          Karboksipolipeptidase yang bekerja pada peptide.
Getah pancreas juga berperan untuk :
a.       Menetralkan/ secara efektif meningkatkan pH (kebasaan) chime untuk diteruskan ke usus halus.
b.      Mensekresikan natrium bikarbonat.
c.       Larutan alkalin /sama dengan basa kuat.
Tripsonogen diaktifkan oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh mukosa usus. Kimotripsinogen diaktifkkan oleh tripsin, tripsin merupakan enzim proteolitik dan bekerja dengan optimum pada medium yang bersifat basa.
3)      Amylase pankreatik memecah pati menjadi disakarida maltose, pH optimum bagi amylase yaitu 7,0.
4)      Enzim maltase terdapat didalam cairan pakreas yang memecah matosa menjadi glukosa.
5)      Lipase pankreatik menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzi ini bekerja efektif setelah lemak mengalami emulsifikasi oleh empedu.
Enzim-enzim yang dihasilkan oleh usus halus :
1)      Enterokinase yaitu enzim yang mengaktifkan tripsinogen.
2)      Enzim-enzim inverse :
a.       Maltase : menhidrolisis maltose menjadi 2 glukosa.
b.      Sukrase menghidrolisis sukrosa menjadi glukoda + fruktosa.
c.       Lactase menghidrolisis laktosa menjadi glukosa + galaktosa.
3)      Peptidase
4)      Ribonuklease
5)      Deoksiribonuklease

SISTEM PENCERNAAN TERNAK HID GUT FERMENTOR

1.      System dan Alat Pencernaan pada Kuda
Alat pencernaan :
Rongga mulut              Pharynx             Esophagus              Lambung            Pancreas        Usus halus                Usus besar

System pencernaan ternak kuda :
1.      Mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva.
2.      Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus, esophagus memiliki panjang 50-60 inchi.
3.      Kambung kuda relative lebih kecil dibandingkan ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antar 8-15 liter/hanya 9% dari total kapasitas saluran ruminansia. Waktu tinggal pakan dilambung hanya sekitar 30 menit dan hasil fermentative adalah asam laktat bukan FVA.
4.      Pancreas, konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pancreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5.      Usus halus merupakan teapt utama untuk mencerna karbohidrat, protein, lemak serta tempat absorbs vitamin dan mineral. Kapasitas usus halus 30% dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Proses pencernaan di usus halus yaitu pencernaan enzimatik dibantu oleh enzim yang dihasilkan oleh usus halus, yaitu enzim peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.
6.      Terjadi system pencernaan secara fermentative, tetapi prosesnya terjadi sesudah usus halus yaitu pada caecum.
7.      Caecum kuda memiliki kapasitas yang besar berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fermentasi, yang dapat disamakan dengan rumen pada ternak ruminansia. Pada caecum ditemukan banyak mikroorganisme yang akan menghasilkan enzim untuk mencerna makanan secara fermentative.
8.      Usus besar terdiri dari caecum, cokon dan rectum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60% dari keseluruhan saluran encernaan yang berfungsi utnuk :
1)      Tempat fermentasi karbohidrat structural (selulosa, hemiselulosa) dan karbohidrat yang dapt larut yang lolos dari pencernaan didalam usus halus menjadi FVA, FVA diserap did ala usus besar dan digunakan oleh ternak sebagai sumber energy.
2)      Sintesis asam amino, vitamin B dan K.
3)      Tempat utama encerna komponen pakan serat (NDF).

2.      System dan Alat Pencernaan Kelinci
Kelinci merupakan ternak herbivore, memefermentasi pakan di caecum dengan kapasitas ± 50% dari seluruh kapasitas saluran pencernaannya.

Alat pencernaan kelinci :
1.      Mulut, terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikaso bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel pakan dan mencampurnya dengan saliva yang mengandung enzim amylase yang mengubah pati menjadi malosa agar mudah ditelan.
2.      Oesophagus merupakan lanjutan dari pharing dan masuk ke dalam cavum abdominal dan bermuara pada bagian ventriculus.
3.      Ventrikulus merupakan lambung kelinci yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal (cardiac), bagian tengah (fundus) dab bagian akhir (pylorus). Fungsi dari ventrikulus sebagai tempat penyimpanan pakan dan empat terjadinya proses pencernaan secara enzimatis, yaitu dinding lambung mensekresikan getah lambung.
4.      Usus hallus terdiri dari duodenum, jejunum, ileum. Kelenjar branner menghasilkan getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili, getah ini bersifat basa. Getah pancreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui ductus pancreaticus. Jejunum merupakan kelanjutan dari duodenum dan ileum disebelah caudal ventrikulus dan berfungsi sebagai tempat absorbs makanan.
5.      Coecum berbentuk seperti kantung berwarna hujai tua keabu-abuan. Dalam coecum makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakukan oleh bakteri yang menghasilkan asam asetat, propionate dan butirat.
6.      Rectum merupakan kelanjutan dari kolon dan membentuk feses, rektu berakhir sebagai anus.
7.      Anus tempat keluarnya feses yang mengandung air, feses merupakan sisa makanan yan tidak tercerna. Cairan dari traactur digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme, garam organic stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus.

PENGATURAN SELERA (KEINGINAN ) MAKAN

            Lapar adalah suatu rangkaian isyarat dari dalam tubuh yang mendorong usaha untuk memperoleh dana mengkonsumsi makanan. Lapar berkaitan dengan :
a.       Rasa peeih dan sakit pada lambung
b.      Gelisah dan tegang dari biasanya
c.       Nafsu makan
Kenyang berlawanan degan lapar, kenyang berarti terpenuhinya rasa keinginan/pencarian makanan.

Teori tentang asalnya sensasi lapar :  
1.      Teori Peripheral Original ( Haller dan Canon, 1992)
-          Rasa lapar berasal dari jaringan peripheral, yaitu organ diuar system syarafpusat.
-          Tempat rasa lapar itu dilambung/perut, hal ini mendukung teori “ rasa lapar timbul bersamaan dengan rasa perih dan sakit dalam lambung, rasa perih tersebut karena kontraksi ritmik yang kuat pada lambung akibat lambung kosong, kontraksi ini disebut kontraksi lapar (hunger contruction).
-          Rasa lapar tergantung pada kontraksi lapar.
Banyak fakta yang bertentangan dengan teori ini :
a.       Dalam keadaan puasa, rasa perih pada lambung akan berkurang dengan mendekati sore/waktu berbuka, padahal semakin sore lambung semakin kosong.
b.      Pada kasus vagotomi (syaraf vagus lambung dipotong dehingga lambung tidak berkontraksi). Dalam keadaan ini harusnya tubuh tidak mengalami sensasi lapar, tetapi kenyataannya tidak demikian, ternak masih merasa lapar.
2.      Teori Central Origin (magendie dan milne Edwards)
-          Pencetus rasa lapar ada diluar lambung, sensasi lapar berasal dari pusat syaraf yang terdapat di dalam otak (cetral original) yaitu hipotalamus.
-          Stimulasi (pembawa berita) kepusat terdapat alam darah, maka dari pusat tersebut turun perintah untuk makan (lapar) atau berhenti makan (kenyang).
-          Selera makan diatur secara neuro-humoral yang pusatnya terdapat pada system syaraf pusat.
-          Ada 2 daerah pada hipotalamus yang berperan :
-          Nuclei dibagian lateral hipotalamus merupakan pusat lapar (hunger centre/pusat makan).
-          Bagian ventromedial hipotalamus adalah pusat kenyang (satiety centre).
-          Perangsangan pada lateral hipotalamus (pusat lapar) menyebabkan hewan makan dengan lahap.
-          Perangsang pada ventromedial hipotalamus (pusat kenyang) menyebabkan hewan berhenti makan dan merasa kenyang.
3.      Teori General Origin (Roux dan Foster) merupakan gabungan dari 2 teori sebelumnya, teori ini yang sampai sekarang masih dianut.
-          Rasa lapar asalnya dari seluruh tubuh.
-          Pada teori ini, definisi lapar diperluas “lapar perut yaitu lapar yang disebabkan oleh kontraksi perut kosong”.
-          Lapar fisilogis adalah lapar yang bermakna bahwa tubuh kekurangan zat makanan tertentu.
Factor yang merangsang pusat lapar dan pusat kenyang :
1.      Ransangan Metabolik yaitu ransangan yang menimbulkan efek terhadap pengaturan selera makan secara kimia.
a.       Teori Glukostatik (dikemukakan oleh Mayer 1952)
-          Glukosa dalam darah berperan sebagai pembawa ransangan kepusat syaraf untuk mengatur makan. Pada hipotalamus ada reseptor glukosa yang peka terhadap kadar glukosa darah, jika glukosa darah menurun maka akan timbul nafsu makan.
-          Teori ini kurang memuaskan bagi ahli nutrisi ruminansia :
a)      Raid (1950) kadar glukosa darah domba rendah sekali yaitu 25-50 mg%, kadar glukosa tersebut tidak berubah karena pemberian makanan, kebuntingan atapun puasa.
b)      Maning (1960) infuse larutan glukosa pada sapi perah tidak merubah selera makan.
Para alhi nutrisi berpendapat bahwa pada ternak ruminansia yang mengatur selera makan secara kemostatik adalah asam asetat. Alasan untuk ini :
-          Produk pencernaan fermentative utama pada ruminansia adalah asam asetat.
-          Sel-sel jaringan periferi lebih banyak memanfaatkan asam asetat daripada glukosa.
-          Banyak penelitian menunjukkan bahwa kadar asam asetat darah mempengaruhi selera makan.
-          Meningkatnya asam asetat dalam darah akan menurunkan nafsu makanerasa kenyang).
b.      Teori Lipostatik (dikemukakan oleh Kennedy, 1952)
-          Selera makan dipengaruhi oleh lemak tubuh, bila lemak tubuh berkurang maka selera makan akan naik.
-          Teori ini didukung oleh green Wood (1981) kadar lipoprotein lipase dala jaringan adipose dapat menguatkan rasa lapar.
c.       Teori Aminostatik (dikemukakan oleh Melinkof)
-          Selera makan ditentukan oleh konsentrasi asam amino dalam plasma darah
-          Konsumsi protein yang tinggi cepat enimbulkan sensasi kenyang. Hal ini karena konsumsi protein tinggi meningkatkan kadar asam amino plasma darah (PAA) sebabkan selera makan menurun.
-          Teori tersebut kemudian dikoreksi oleh happer (1964).
-          Proses penurunan selera makan karena kenaikan kadar PAA hanyalah suatu proses adaptasi saja karena jika darah sudah jenuh dengan zat makan apa saj (bukan hanya asam amino), maka selera makan akan menurun.
d.      Teori Termostatik (brokbeck)
-          Hewan akan makan (lapar) untuk mencegah agar suhu tubuhnya tidak turun (hypothermia) dan berhenti makan (kenyang) untuk mencegah agar suhu tubuh tidak naik terus (pyperthermia).
-          Panas yang timbul dari oksidasi makanan berpran sebagai berita kebagian dorsal hipotalamus untuk menyesuaikan konsumsi makan.
-          Faktor-faktor yang mendukung teori thermostatic :
1)      Pusat lapar dan pusat kenyang peka terhadap perubahan suhu.
2)      Selera makan cenderung menurun pada lingkungan yang bertemperatur tinggi.
3)      Zat makanan metabolism yang banyak memprroduksi panas enderung cepat menimbulkan rasa kenyang.
4)      Laju sekresi hormone tiroksin cenderung menurun pada lingkungan yang bersuhu rasa kenyang.
2.      Ransangan non metabolic.
Semua factor yang menyebabkan terjadinya keregangan alat pencernaan, contoh jumlah makanan yang dimakan dan tekanan osmotic digesta.distensi adalah meningkatkankeregangan alat pencernaan akibat pemuaian isi alat pencernaan, ini dicatat oleh system penerima yaitu stretch receptor.
Semua system penerima ini meneruskan rangsanga ke system syaraf pusat melalui syarah dan darah.
1)      Jumlah makanan yang dimakan
-          konsumsi yang tinggi menyebabkan distensi saluran pencernaan, sehingga timbulkan sensasi kenyang.
-          Pakan bersifat bulky dapat menyebabkan distensi sehingga cepat merasa kenyang.
2)      Tekanan osmotic dicatat oleh system penerima osmotic (osmotic reseptor).
Jika tekanan osmotic tinggi maka kadar air digesta meningkat, maka dinding saluran pencernaan akan menegmbang ( distention) sehingga menimbulkan sensasi kenyang. Nutrient berbentuk molekul kecil (asam animo, glukosa dan garam) cenderung untuk meningkat tekanan osmotic, sehingga meningkatkan disgensi lambung dan usus, sehingga cepat timbulkan sensasi kenyang.

System Syaraf  Pusat
Pusat lapar dan pusat kenyang tidak bekerja sendiri mengatur selera makan, pusat tersebut mendapat bantuan dari bagian-bagian otak lainnya, yaitu : neocortex, limbic system, lobus pirifor, amigdaloid, dorsal hipotalamus, dan reflex makan. System syaraf pusat yang terlibat dalam penatura selera makanan :
-          Bagian dorsal hypothalamus merupakan pusat pengaturan selera makan secara thermostatic.
-          Bagian lateral hyphotalamus berperan sebagai pusat lapar.
-          Bagian ventro medial hypothalamus berperan sebagai pusat kenyang.
-          Reflek makan (feeding reflexes) membantu konsumsi makanan melalui kerja panca indera.

Jenis ransangan pada reflek makan : visual (penglihatan), olfaktoris (penciuman), gustatoris (cita rasa), auditoris (pendengaran), tactile (sentuhan).
Mekanisme control terhadap konsumsi makanan :
1.      Level metabolic yaitu konsentrasi zat-zat makanan, metabolit/hormone dapat menstimulir sistim syaraf pusat (CNS = Central Nervus System) yang menyebabkan ternak mulai/berhenti makan.
2.      Level  system pencernaan yaitu jumlah digesta dapat menemtukan jumlah yang dapat dicerna oleh ternak.
3.      Pengaruh eksternal, misalnya iklim.

AIR    
Fungsi air :
1.      Koponen utama dalam metabolism.
2.      Factor utama dalam mengontrol suhu tubuh.
Sumber air :
1.      Air minum
2.      Air yang terkandung dalam pakan
3.      Air metabolik
4.      Air yang dibebaskan dari hasil polimerasasi asam amino
5.      Air hasil katabolisme tubuh bila terjadi neraca energy yang negative.
Air tubuh ternak :
1.       Kandungan air tubuh ternak tergantung pada spesies, umur, dan lemak tubuh.
2.      Kandungan air tubuh ternak dewasa bebas lemak relative konstan berkisar 71-73% dari berat tubuh.
3.      1/3 dari total air tubuh (17-30% berat tubuh) merupakan air yang terdapat pada ekstraseluler, 6%  merupakan air terdapat pada plasma sel, dan 40% merupakan air sel.
Air dan pengatur suhu tubuh :
        Air mempunyai beberapa sifat yang berpengaruh pada pengaturan suhu tubuh ternak. Proses pengontrolan suhu tubuh dapat melalui paru-paru, kulit dan pembuluh darah.
Factor yang mempengaruhi kebuuhan  air pada ternak :
a.       Factor makanan
b.      Factor lingkungan, suhu dan kelembaban.
c.        Factor lai seperti kesanggupan menahan air, aktifitas ternak dan kondisi fisiologi ternak (sedang tumbuh, bunting, laktasi).
Pembatas air, bila suplai air terbatas maka akan berpengaruh pada :
1)      Penurunan konsumsi pakan dan produksi ternak.
2)      Urine dan air feses menurun.
3)      Ternak akan kehilangan berat badan karena hehidrasi. Akibat dehidrasi pada suhu panas maka akan meningkatkan denyut nadi, suhu rectal dan konsentrasi darah.
4)      Ternak akan kehilangan air didalam dan diluar sel, kesulitan menggerakkan otot, kehilangan kestabilan emosi dan kematian.
Pengaturan keseimbangan air bergantung pada :
1.      Mekanisme hipotalamus dalam mengendaikan rasa haus.
2.      Hormone auntidiuretik (ADH)
3.      Retensi/ekskresi air oleh ginjal.




KARBOHIDRAT

1)      Fungsi karbohidrat
Fungsi karbohidrat secar umum dalam tubuh ternak adalah sebagi sumber energy untuk badan, sebagi lemak badan, lemak air susu, gula air susu, glikogen tubuh, gula darah, bagian – bagian kerangka karbon untuk sintesa protein dan sebagai monsakarida dalam struktur polisakarida dan asam nukleat tubuh.
1.      Fungsi karbohidrat bagi hewan ruminansia antara lain sebagai :
a.       Sumber energy, 1 karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori.
b.      Pemberi rasa manis pada makanan, monosakarida dan disakarida berfungsi untuk memberi rasa manis pada makanan. Fruktosa merupakan gula yang paling manis.
c.       Penghemat protein
d.      Pengatur metabolisme lemak
e.       Membantu pengeluaran feses
2.      Fungsi karbohidrat bagi hewan Monogastrik antara lain :
a.       untuk memenuhi kebutuhan energi dan panas bagi semua proses-proses tubuh.

2)      Klasifikasi Karbohidrat    
a.       Klasifikasi sederhana terbagi ke dalam dua jenis yaitu monosakarida dengan rumus umum C6H12O6 dan disakarida dengan rumus C12H22O11.
1.      Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Disakarida dibina atas dua untai monosakarida, dan dalam usus dipecah oleh enzim disakarase menjadi dua macam monomer. Disakarida terkenal yang ialah sukrosa, maltosa, dan laktosa.
b.      Klasifikasi kompleks terbagi atas dua bagian yaitu oligosakarida dan polisakarida
1.      Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dalarn alarn ialah disakarida.
2.       Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak sakarida. Rumus umum dari polisakarida yaitu C6(H12O5)n. Contoh dari polisakrida ialah amilum, glikogen an selulosa.

c.       Pencernaan dan penyerapan Karbohidrat
Penyerapan dan pencernaan karbohidrat berbeda, tergantug jenis ternak.
a.       Ruminansia
Makanan ruminansia mengandung banyak selulosa, hemiselulosa, pati dan karbohidrat yang larut dalam air dan fruktan – fruktan. Selulosa dan hemiselulosa tidak dicerna oleh enzim – enzim yang dihasilkan oleh hewan ruminansia tetapi dicerna oleh jasad renik yang juga dapat mencerna pati dan karbohidrat yang larut dalam air. Namun lignin tidak dapat dicerna balik oleh ruminansia maupun jasad renik.

            Selulosa                                                                                                                                                        Pati








 



                        Selubiose                                                                                                     Maltosa                                                         Isomaltosa












 




          Glukose - 1 – fosfat                                                                                                Glukosa


 




                                                                                    Glukosa – 6 fosfat
 

                                                                                                                                                                                                                                                                        Sukrosa

Hemiselulosa                                                        Fruktosa – 6 fosfat                                                  Fruktosa                               Fruktan







 




    Pentosa



                                                                                 Fruktosa 1,6 – difosfat


 
                                                                                                     



              Asam piruvat
Gambar 2. Skema Perubahan Karbohidrat menjadi Asam Piruvat dalam rumen.
Setelah karbohidrat dirobah menjadi asam piruvat, asam piruvat akan dirobah kembali menjadi asam lemak atsiri dalam rumen. Berikut skema perubahan asam piruvat menjadi asam atsiri
Piruvat








 
                 asetil ko A                              Laktat                                      Oksal asetat                             Metil malonil ko A

        Malenil Co A         Asetoasetil Co A
                                                                Laktil ko A                                   Malat










 


Asetil fosfat             Betahidroksi            Akrilil ko A                                 Fumarat
butiril ko A


 


Krotonil ko A          Propionil ko A                            Suksinate                                    Suksinil ko A













 


Asetat                      Butiril ko A


 


                                   Butirat                   Propionat

Gambar 3. Perubahan asam piruvat menjadi asam lemat atsiri.


b.      Monogastrik
1.      Pada ayam pencernaan karbohidrat dimulai ditembolok yang mempunyai enzim alfa-amilase yang berasal dari kelenjar ludah. Alfa-amilase ini digunakan untuk memecah pati (amilosa) menjadi gula lebih sederhana yaitu dekstrin dan maltosa.
2.      Di Proventrikulus tidak terjadi pencernaan pati karea  pH disini rendah (2-4), sehingga aktivitas enzim alfa-amilase menurun. Di Ventrikulus/gizzard juga tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini sekitar 2,6 sedangkan pH untuk aktivitas alfa-amilase di atas 4,5. Pencernaan hemiselulosa tetapberlanjut disini.
3.      Digizzard ini terjadi pemecahan bahan makanan dan molekul KH secara mekanis dari partikel yang lebih besar menjadi partikel yang lebih halus, tetapi pemecahan secara enzimatis tidak terjadi.
4.      Di Usus halus terdapat bermacam enzim pencerna alfa-amilase, maltase (glukosidase), isomaltase (oligo-1,6-glukosidase), sukrase (invertase) dan laktase. Pencernaan KH dalam usus halus unggas berlansung pada bagian jejenum karena bagian ini enzim-enzim pencerna KH mempunyai aktivitas tertinggi. Berikutnya pada bagian ileum dan paling rendah pada duodenum. Rendahnya pencernaan KH pada bagian Duodenum disebabkan PH pada duodenum ini lebih rendah dari pada bagian lainnya, yaitu sekitar 4,0.
d.      Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat merupakan proses penguraian karbohidarat yang meliputi tahapan–tahapan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan bantuan enzim – enzim pencernaan.
1.       Glikolisis
         Glikolisis merupakan katabolisme karbohidrat yang menggunakan oksigen bebas untuk menghasilkan energi.Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi dua molekul piruvat. Dilihat dari keseluruhan, glikolisis terbagi menjadi dua bagian atau fase :
Fase 1 : meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat (dari tahap 1 – 5)
Fase 2 : meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-fosfat sampai dengan piruvat (dari tahap 6 – tahap 10).











        Glukosa
        ATP                                                   fosfat
Heksokinase                                                                                    1                                             Glukose 6 fosfat
        ADP                                                  H2O
        Glukosa 6 fosfat
Fosfoheksoismerase                                              2
       Fruktose 6 fosfat
         ATP                                                  fosfat
Fosfofruktokinase                                                 3                                               difosfofruktose fosfat
        ADP                                                  H2O
Fruktose 1,6 difosfat
4                                                         5                                               fruktose difosfat aldolase
                     3- fosfat triose
Dihidroksiaseton                          6       3-fosfogliseraldehide
Fosfat                                  isomerate                                                         NAD+
           7                                             3 fosfogliseraldehide
NADH + ( H+)
1,3 – difosfogliserat
        ADP
            8                                            fosfogliserat kinase
        ATP
3- fosfogliserat
                                                 9                                               fosfogliserat kinase
2- fosfogliserat
         10                                             enolase
         H2O                                                   H2O
Fosfoenolfiruvat
        ADP
                                                   11                                                      enolfiruvat kinase
        ATP
          Piruvat
Gambar 4. Jalur glikolisis
2.      Siklus krebs
a.       Proses perubahan asetil co-A → H, proses ini terjadi didalam mitokondria.
b.      Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses  spengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis
c.       Jika dalam asupan nutrisi kekurangan KH → akan kekurangan oxaloasetat
d.      Kekurangan oxaloasetat → pengambilan asetil co-A di sitoplasma terhambat → asetil co-A menumpuk di sitoplasma
e.       Penumpukan asetil co-A → berikatan sesama asetil co-A → asam aseto asetat
f.       Asam aseto asetat → senyawa tidak setabil → mudah mengurai: aseton + asam β hidroksi butirat
g.      Ketiga senyawa: asam aseto asetat, aseton dan asam β hidroksi butirat → disebut Badan   Keton
h.      Meningkatnya badan keton didalam darah → keto
i.        Badan keton bersifat racun bagi otak → koma
3.      Fosforilasi oksidatif asam piruvat
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh senyawa yang disebut ATP. Fosforilase oksidatif adalah proses perubahan ADP → ATP dengan cara mengambil energi yang dihasilkan Rantai Respirasi (reaksi H + O2 → H2O).
-        R/ 2 H + ½ O2 + 2e + ADP → H2O + ATP
-        Energi yang dihasilkan: 34 ATP
-        Total hasil energi metabolisme karbohidrat: 38 ATP

e.       Kebutuhan karbohidrat untuk ternak
Fungsi   utama   karbohidrat adalah   penghasil   energi   di dalam   tubuh   ternak   sapi.     1 gram   karbohidrat   akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal   dan   energi   hasil   proses oksidasi   (pembakaran) karbohidrat   ini   kemudian   akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi. Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.

f.       Defisiensi Karbohidrat
Sebagai salah satu sumber energi bagi ternak, defisiensi karbohidrat dapat berdampak pada ternak maupun produksinya. Bila lemak yang juga berperan sebagai sumber energi diandalkan , maka dapat terjadi gangguan pencernaan,  kekurangan glukosa dalam darah hewan dan selanjutnya terhubung dengan kegiatan metabolisme.














LEMAK

Lemak atau lipid juga disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi perbandingannya berbeda dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O = 8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih tinggi dari pada KH.
a.       Klasifikasi lemak
1.      Lemak sederhana (simple lipid ), yaitu gabungan antara asam-asam lemak dengan alkohol (gliserol dan kholesterol).Contoh: trigliserida.
       Di samping itu ada pula ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang yang disebut dengan lilin (wax). Lilin ini tidak penting bagi unggas.
2.      Lemak majemuk (compound lipid), yaitu gabungan antara dua asam lemak dengan alkohol (gliserol) ditambah fosfat, choline, serine dan lain-lain. Contoh: lecithin, cephalin dan sphyngomyelin.
3.      Lemak derivatif (derived lipid), yaitu senyawa-senyawa yang berasal dari perubahan lemak. Contoh: asam lemak, gliserol, sterol (kholesterol, sitosterol, ergosterol) dll.
b.      Pencernaan dan penyerapan lemak oleh ungas
Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan oleh pancreas. Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa usus halus.
 Asam lemak rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap.
Garam-garam empedu berupa glikokholat dan taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurinm, dibuat di hati dan dialirkan ke duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum.
Ada dua Teori tentang penyerapan ini :
a)      Misel langsung diserap oleh usus halus.
b)      Misel tidak langsung diserap oleh ususn halus, tetapi dipecah dulu pada permukaan mukosa usus halus.
Sebagian besar asam lemak esensial akan rusak oleh karena proses biohidrogenasi, namun ternak tidak mengalami defisiensi. Sebagian kecil asam lemak esensial yang lolos dari proses di dalam rumen tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak.
Mikroba rumen juga mampu mensintesis beberapa asam lemak rantai panjang dari propionat dan asam lemak rantai cabang dari kerangka karbon asam-asam amino valin, leusin dan isoleusin. Asam-asam lemak tersebut akan diinkorporasikan ke dalam lemak susu dan lemak tubuh ruminansia.
Ruminansia muda mempunyai kemampuan untuk mengkonversi glukosa menjadi asam-asam lemak, namun ketika rumen berfungsi, kemampuan itu hilang dan asetat menjadi sumber karbon utama yang digunakan untuk mensintesis asam-asam lemak.
Asetat akan didifusi masuk ke dalam darah dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi asetil-CoA, dengan energi berasal dari hidrolisis ATP menjadi AMP.
Jalur ini terjadi di tempat penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah kulit, jantung dan ginjal). Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang sama terjadinya antara ruminan dan monogastrik.
                                                                                                                                               
                                                                                                                                                                                                                                                1 monogliserida             
                        Lipase                                                           Lipase
Trigliserol                            1,2 digliserida                                             2 monogliserida                                                                                                                 Lipase                                                                                            +                                                                                     +
                                      Asam lemak bebas                                               asam lemak bebas                                                                                      asam lemak bebas
                                                                                                                                                                                                  micella                                             +
                                                                                                                                                                                                                                                        gliserol
                                                                                                garam-garam empedu                                                                                                                                                        
glukosa
                                                                                                                                                                                      asam lemak rantai pendek


 


dihidrolisi asetin fosfat (DHAT)                   asam lemak bebas                              2 monogliserida
                                                                        ATP                                                                asam lemak rantai pendek dan medium
                                                                                               
                Glycerofosfat                                                                         AMPvPi            
                                                                                                                                               
                                                                                 Fatty acyl CoA                                 


 
1,2 digliserida


            Asam fosfatida
                                                                                               

fosfolipid
                                                α-protein
                                                                                                                                                   
     trigliserida


 


asam lemak yang aktif                                                                              chytomicron                                                                                                                                               
                                                                                                                                                system lymp                                                                        darah portal
Gambar 5. Skema Pencernaan dan penyerapan lemak pada ternak non ruminansia

phipolipase
Lachtin                                                         lysolecytin + asam lemak bebas (FFA = Free Fatty Acid)








 


                                                                                                                                                FFA
Digesta + FFA Komplek                                                                                                  Llachitin          Micelle
                                                                                                                                                Lysocytin


 
                                                                        Garam-garam empedu                                                                                                                                                      

                                                                                                                                                                                                Lycolectin
                                                Glukosa                                                                                    FFA
                                                                                                                                                                        ATP
                                                                                                                                                                       
                                                                                                                                                                        AMP + P1
                                                Gliserolfosfat                                                                                            
                                                                                                                                                Fatty Acid Co A


 


                                       Asam Fosfolipid


 


                                                                                                                                                                                                Trigliserida 
                                                Digleserida                                                                                                                                                                          Lachitin                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Lysolichin                                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                                                                Chylomicron                                              
                                                                                                                                                                                                Sistem lipid

Gambar 6. Skema pencernaan dan penyerapan lemak pada ternak ruminansia





PROTEIN

            Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrient, protein ini mempunyai peranan yang lebih penting dalam pembentukan biomolekul dari pada sumber energi namun apabila organisme sedang kekurangan energi maka protein juga dapat dipakai sebagai sumber energy karena kandungan energy protein 4 kkal/gr. Protein mengandung N, disamping C,H,O kadang kadang juga ada P,Fe dan S. Protein dalam bahan makanan saat makanan sangat penting dalam kehidupan organisme protein berfungsi sebagai zat utama dalam membentuk dan pertumbuhan, protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot,enzim,antibodi dan hormone.
a.       Protein & asam amino
Komposisi protein:
1.      karbon : 51-55%
2.      Hidrogen     : 6,5-7,8%
3.      Oksigen         : 21-23,5%
4.      Nitrogen      : 16%
5.      S di dalam jumlah kecil
Bila protein dihidrolisis, maka diperoleh unit-unit kecil asam-asam amino.
b.      Fungsi protein:
a.       Menyediakan asam-asam amino untuk protein tubuh, misalnya untuk: protein otot, tulang,jaringan penghubung, hormon, enzim, antibodi,komponen susu, perbaikan sel.
b.      Memelihara sistem kekebalan tubuh
c.       Mengendalikan reaksi kimia dalam tubuh.
d.      Sebagai sumber energi.
e.       Memungkinkan terjadinya komunikasi antar komponen tubuh sehingga berfungsi normal.
c.       Klasifikasi protein:
a)      Berdasarkan komposisinya:
-        Protein sederhana
-        Protein konyugasi
b)      Klasifikasi protein berdasarkan bentuk:
-        Protein globular
-        Protein fibrosa (protein serat)
c)      Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologisnya:
a.       Berdasarkan komposisinya: ada 2
1.      Protein sederhana adalah protein yang hanya disusun oleh asam amino saja dan bila dihidrolisa hanya  akan menghasilkan asam-asam amino.
2.      Protein konyugasi adalah protein yang disusun selain dari asam amino juga ada senyawa organik dan anorganik lainnya.
d)     Klasifikasi protein berdasarkan protein konyugasi:
1.      Nukleoprotein mengandung asam  nukleat.
2.      Glikoprotein  mengandung gugusan karbohidrat.
3.      Fosforpotein menghasilkan h2po4 setelah hidrolisa (tidak  asam nukleat atau fosfolipid).
4.      Lipoptotein yaitu kombinasi protein dan lipid
5.      Kromoprotein mengandung gugusan prostetik berwarna seperti heme atau flavin.


e)      Klasifikasi protein berdasarkan fungsi biologis protein
1.      Enzim
2.      Protein transport
3.      Nutrient & storage protein
4.      Protein kontraktil atau motil
5.      Protein struktural
6.      Protein pertahanan
7.      Protein pengatur
d.      Asam amino
Asam amino merupakan molekul pembentuk protein.
Mengandung:
a)      Gugus amino (nh2)
b)      Gugus karboksil (cooh)
Struktur asam amino:
                               H

                            R-c- cooh


 
                             Nh2
Asam amino esensial & non esensial
a)      Asam amino esensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi tidak bisa disintesis oleh tubuh Asam amino yang termasuk esensial: Metionin, Arginin,Treonin, Histidin, Isoleusin, Leusin, Lisin, Valin,Fenilalanin  dan triptofan
b)      Asam amino non esensial adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan  bisa disintesis oleh tubuh. Asam amino yang termasuk non esensial: Glisin, Alanin, Serin, Asam aspartat, Asam glutamate, Sistein, dan Tirosin.
e.       Kualitas protein dapat  ditentukan dengan mengetahui:
-          Nilai biologis (biological value =bv): yaitu persentase protein yang diserap yang dapat digunakan oleh tubuh dengan rumus:
                                     N yang tinggal dalam tubuh
                        Bv =
                                           n yang diabsorbsi
-        Skor kimia (chemical score) adalah penentuan kualitas protein berdasarkan komposisi asam aminonya.
-        Retensi nitrogen adalah jumlah nitrogen yang tertinggal di dalam tubuh.
f.       Pencernaan & penyerapan protein 
Proses pencernaan protein pada ternak monogastrik dan ruminansia terjadi di dalam lambung dan usus halus.Proses pencernaan protein  di dalam lambung antara monogastik dengan ruminansia berbeda. Pada ruminansia proses pencernaan protein di dalam rumen terjadi secara fermentatif yaitu adanya aktifitas enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen sehingga hasil pencernaan protein di rumen adalah amonia (nh3) (sebagian besar).
Amonia digunakan  oleh mikroba rumen sebagai sumber  nitrogen untuk sintesis protein tubuh mikroba. Protein mikroba  akan menjadi sumber protein bagi ternak bersama dengan adanya protein pakan yang lolos dari degradasi di dalam rumen.
Pencernaan protein  di usus halus  antara monogastrik dengan ruminansia adalah sama, yaitu akan menghasilkan asam amino dan asam amino inilah yang akan diserap & digunakan oleh tubuh. Proses penyerapan protein terjadi di dalam usus halus.
proses pencernaan protein:
-          Zat makanan yang mengandung protein masuk kemulut.
-          Dengan proses mengunyah protein masuk kedalam lambung, enzim pepsin berrsama HCl mengubah protein asli menjadi proteosa dan pepton yang masih merupakan derivate protein yang besar.
-          Isi lambung yang konsistensinya kental masuk kedalam duodenum, sekresi pancreas dan empedu yang sangat basah menetralkan asam dalam isi lambung.
-          Getah pancreas yang megandung enzim tripsin dan kimotripsin menguubah protein asli proteosa dan pepton menjadi polipeptida. Getah pancreas juga mengandung enzim peptidase.
-          Isi duodenum masuk kedalam usus, getah usus yang disekresi juga mengandung enzim ainopeptidasi dan dipeptidasi.
-          Proses hidrolisis peptide akan terus berlanjut sampai protein makanan berubah menjadi asam amino.
-          Asam amino diabsopsi oleh mukosa usus halus.
-          Asam amino masuk kedalam sirkulasi darah.
g.      Metabolisme protein
           Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi dalam makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi 2 yaitu katabolisme dan anabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang membutuhkan ATP. Katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil dan melepaskan ATP. Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan sintesis asam amino menjadi protein dan katabolisme protein menjadi asam amino.
a.       Anabolisme Protein
            Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan dimulut sampai diusus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Sebagian besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorbsi dari saluran pencernaan. Protein diabsorbsi diusus halus dalam bentuk asama amino lalu masuk kedalam darah, dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan didalam sel asam amino dalam bentuk protein dengan menggunakan enzim. Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim pada saluran pencernaan yang mengkatalais hidrolisis menjadi asama amino.
            Sintesis protein didalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan melibatkan DNA, RNA dan ribosom. Suatu ikatan peptida terbentuk apabila gugus amino dari suatu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain, apabila 2 asam amino bergabung maka akan terbentuk molekul peptida dan seterusnya dengan demikian dengan bergabungnya asam amino dalam jumlah banyak maka disebut sebagai polipeptida. Setiap sel dari organisme mempunyai kemampuan untuk mensitensis protein protein tertentu yang sesuai dengan keperluanya.sintesis protein dalam sel dapat terjadi, karen adanya inti sel yang terdapat pada zat (subtansi) yang berperan dalam pengatur sintetis protein sel . subtansi tersebut adalah DNA dan RNA.
            Semua jaringan memiliki kemampuan beberapa untuk mensintetis dari asam amino non esensial dan konversi asam amino non karbon menjadi asam amino dan turunan lainya yang mengandung nitrogen. Hati adalah  situs utama dari metabolisme nitrogen dalam tubuh , pada saat surplus makanan , racunn yang berpotensi nitrogen asam amino di dielimnasi melalui transaminators, deaminasi, dan pembentukan urea kerangka karbon umumnya dilestarikan sebagai KH melalui glukoneogenesis.
b.      Katabolisme Protein
         Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus dikatabolisme menjadi asam amino yang diabsopsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah dibawa kehati menjadi asam amino dalam hati kemudian asam amino tersebut ada yang disimpan dalam hati dan sebagian dibawa oleh darah kejaringan tubuh. Asam amino yang dibawa kehati setelah masuk kejaringan tubuh akan masuk ketubuh sebagian lagi tetap disimpan didalam hati sebagai cadangan makanan protein dalam tubuh, apabila tubuh kekurangan protein asama amino bisa diubah menjadi sumber energi dengan membentuk senyawa yang berfungsi untuk pembentukan energy. Keseimbangan N dikatan positif jika N bila sitesis protein lebih besar daripada katabolisme.
         Asam amino yang dibuat didalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.
Proses dalam katabolisme protein ada 3 yaitu :
a)      Proses dekarbosilasi, yaitu memisahkan gugus karboksil asam amino sehingga terjadi ikatan baru yang merupakan zat yang masih mengandung N.
b)      Proses transaminasi, yaitu pemindahan gugus asam amino darri suatu asama amino keikatan yang lain .
c)      Proses diaminasi, yaitu memisahkan gugus amino dari suatu asam amino biasanya diikuti produksi asam alfaketo.
h.      Kebutuhan protein
      Kebutuhan protein untuk ternak sangat erat hubungan nya dengan kebutuhan energi. Kebutuhan protein masing masing ternak rata rata berbeda beda sesuai dengan jenis spesies ternak,jenis kelamin, umur ternak dan tingkat produksi.Umumnya tubuh ternak membutuhkan PK 12 – 13 % untuk kebutuhan protein hidup pokok, namun pada kondisi fisiologis yang sedang tumbuh, dalam masa kebuntikan, menyusui dan produksi membutuhkan protein kasar lebih dari itu.
      Kebutuhan protein hidup pokok adalah jumlah protein yang diperlukan untuk ternak yang diukur sebagai jumlah protein endogenus (EUN) ditambahkan dengan protein cadangan . EUN menunjukan hilangnya N tubuh untuk menjaga proses fisiologi tubuh, EUN sangat bergantung pada berat badan ternak.
Tabel 1 : kebutuhan protein berdasarkan berat kambing dan domba,produksi susu serta kandungan lemak          

      Kebutuhan protein untuk produksi seperti, pertumbuhan, produksi susu, reproduksi,
produksi wool, tenaga kerja dan lain lain dapat dihitungan dengan cara :

Kebutuhan Protein = (Kebutuhan Protein hidup pokok)+(produksi x kebutuhanproduksi)

      Pada ternak yang sedang dalam masa pertumbuhan, masa produksi susu/ menyusui, dan pada ternak yang sedang bunting kebutuhan protein biasanya lebih besar dibandingkan biasanya karena pada saat saat pertumbuhan protein diperlukan lebih banyak untuk membentuk jaringan tubuh, untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk pertumbuhan tubuh
i.        Defisiensi protein
            Protein adalah makromolekul yang terdapat disemua bagian tubuh protein berperan dalam setiap fungsi tubuh baik untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik menjaga level energy perlindungan tubuh serta metabolisme lemak dan karbohidrat meskipun tubuh memproduksi protein sendiri sumber protein dari makanan tetap diperlukan disaat terjadi defisiensi, tubuh akan menggunakan protein yang disimpan dalam jaringan, apabila tubuh kekurangan protein terus-menerus sehingga simpanan protein menipis maka akan menimbulkann efek negative, berikut adalah akibat dari kekurangan protein :
1.      Lemahnyaa otot
Otot dalam tubuh terdiri dari 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin yang bekerjasama sehingga terjadinya gerakan. Jaringan ini juga yang pertama ditargetkan oleh tubuh jika kekurangan  protein otot yang kekurangan protein akan cepat nyeri, keram dan lemah..
2.      Rambut/ bulu dan kuku terdiri dari protein yang disebut keratin rapuh dan munculnya semacam lapisan pada kuku merupakan menandakan kuku tidak sehat dan rambut yang rontok merupakan salah satu tanda kekurangan protein.
3.      Penurunan rataan pertumbuhan N
4.      Penurunan konsentrasi protein serum
5.      Defisiensi triptopa menyebabkan katarak mata
6.      Defisiensi metionin dan treonin menyebabkan perlemakan hati
7.      Defisiensi lisin pada unggas menyebabkan ketidaknormalan bulu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar